Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/800
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorPrihatiningsih, Dwi-
dc.contributor.authorSudyasih, Tiwi-
dc.date.accessioned2022-02-07T04:44:47Z-
dc.date.available2022-02-07T04:44:47Z-
dc.date.issued2018-12-31-
dc.identifier.issn2477-3743-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/800-
dc.description.abstractA B S T R A K Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi di seluruh dunia yang mengakibatkan tingginya angka mortalitas, morbiditas dan juga berdampak secara finansial terutama bagi lanjut usia. Rehospitalisasi merupakan masalah umum yang sering terjadi pada pasien gagal jantung yang sebagain besar disebabkan oleh keterlambatan dalam pengenalan gejala, pengobatan dan ketidakpatuhan diet serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan diri. Panduan penanganan gagal jantung menekankan pentingnya perilaku perawatan diri untuk menurunkan kekambuhan dan rehospitalisasi pada pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung yang mengunjungi poliklinik jantung di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif quantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 74 responden yang merupakan pasien rawat jalan di poliklinik jantung pada bulan Juni hingga Juli 2018. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI), (skor ≥70 poin=adekuat). Uji statistik chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dengan 3 dimensi perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku perawatan diri pada ketiga dimensi selfcare masih belum adekuat dengan skor rata-rata 43,4±11,8 pada dimensi pemeliharaan diri, 49,4±18,5 pada dimensi pengelolaan diri, dan skor 68,6±14,5 pada dimensi kepercayaan diri. Persentase responden dengan perilaku adekuat juga rendah yaitu 5,4% (dimensi pemeliharaan diri), 15,4% (dimensi pengelolaan diri) dan 36,5% (dimensi kepercayaan diri). Dalam dimensi kepercayaan diri, tingginya skor SCHFI berhubungan dengan tidak adanya penyakit penyerta (p=0,01). Hasil analisis faktor pada dua dimensi lainnya menunjukkan tidak ada satupun faktor yang berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung belum adekuat sehingga sangat dibutuhkan sebuah intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku perawatan diri terutama dalam dimensi pemeliharaan diri. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mengetahui pendekatan terbaik guna meningkatkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung. Kata kunci: Perawatan diri, Perilaku, Gagal Jantung & Pemeliharaan diri.en_US
dc.subjectPerawatan diri,en_US
dc.subjectPerilaku,en_US
dc.subjectGagal Jantung & Pemeliharaan diri.en_US
dc.titlePerawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantungen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:5. Jurnal Pendidikan Keperawatan

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
140-151.pdf797.95 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.