Making Diagnosis of Gestational Trophoblastic Neoplasia: What, When, How to Treat and What to do Next?

Abstract

Making Diagnosis of Gestational Trophoblastic Neoplasia: What, When, How to Treat and What to do Next? Membuat Diagnosis Gestational Trophoblastik Neoplasia: Apa, Kapan, Bagaimana Cara Mengobati dan Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya? Tricia D Anggraeni 1 , Olivia Widyanti 2 1 Department of Obstetrics and Gynecology 2 Faculty of Medicine, Universitas Indonesia Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta Abstract Abstrak Objective : Delay on diagnosing GTN may increase the GTN score from low risk become high risk, as follow. Tujuan : Penundaan dalam mendiagnosis GTN dapat meningkatkan skor GTN dari risiko rendah menjadi risiko tinggi, sebagai berikut. Methods : case report Results : Mrs I, 29 yo, P1A7 came with vaginal bleeding. Four months before admission, she had surgery of ectopic pregnancy, and the left salphynx and ovary had already taken out. No histopathology examination was performed. After the surgery, she had vaginal bleeding and underwent curettage, but the tissue was not sent for histopathology exam. US exam one week after procedure shows mass protruding in the uterine, with BhCG 225.000 IU/ml. The patient was planned to undergo chemotherapy. While waiting for chemotherapy, patient complaints of acute abdomen due to hemoperitoneum due to perforation of trophoblastic mass. Emergency laparotomy was performed. Conclusions : Inadequate treatment due to inadequate staging is the most common reason for unsuccessful GTN treatment, and increase patient morbidity. Histopathology result also plays an important role to decide the mode of treatment should be given since PSTT and ETT treatment of choice is not using chemotherapy. Keywords : ectopic pregnancy, gestational trophoblastic neoplasia, molar gestation, vaginal bleeding pathology. Metode : laporan kasus Hasil : Ny. I, 29 tahun, P1A7 datang dengan pendarahan vagina. 4 bulan sebelum masuk, dia menjalani operasi kehamilan ektopik, dan salphynx dan ovarium kiri sudah diambil. Tidak ada pemeriksaan histopatologi yang dilakukan. Setelah operasi, dia mengalami pendarahan vagina dan menjalani kuret, tetapi jaringan itu tidak dikirim untuk pemeriksaan histopatologi. Ujian AS 1 minggu setelah prosedur menunjukkan massa menonjol di uterus, dengan BhCG 225.000 IU / ml. Rencanakan kemoterapi. Sambil menunggu kemoterapi, keluhan pasien perut akut karena hemoperitoneum karena perforasi massa trofoblas. Laparotomi darurat dilakukan. Kesimpulan : pengobatan yang tidak memadai karena pementasan yang tidak memadai adalah alasan yang paling umum dari pengobatan GTN tidak berhasil, dan meningkatkan morbiditas pasien. Hasil histopatologi juga memainkan peran penting untuk menentukan cara pengobatan yang harus diberikan, karena pilihan pengobatan PSTT dan ETT tidak menggunakan kemoterapi. Kata kunci : kehamilan ektopik, kehamilan mola, neoplasia trofoblastik gestasional, patologi perdarahan pervaginam.