Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/8116
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorPrasetyo, Dimas Seto-
dc.contributor.authorHerna-
dc.contributor.authorMursinah-
dc.contributor.authorIbrahim, Fera-
dc.contributor.authorBela, Budiman-
dc.date.accessioned2024-11-19T06:50:30Z-
dc.date.available2024-11-19T06:50:30Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.issn2085-675X-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/8116-
dc.description.abstractInfeksi saluran nafas bawah, sepsis, atau infeksi saluran kemih oleh Pseudomonas aeruginosa yang kebal terhadap berbagai antibiotik saat ini sudah banyak dijumpai di rumah sakit, khususnya di ruang rawat intensif (intensive care unit atau ICU). Tata laksana terhadap infeksi ini memerlukan kombinasi antibiotik yang memiliki mekanisme kerja berbeda-beda. Pada penelitian ini dievaluasi beberapa kombinasi antibiotik secara in vitro terhadap isolat P. aeruginosa yang kebal terhadap karbapenem, yang diisolasi dari ICU RSUPN dr Cipto Mangunkusumo. Kombinasi antibiotik yang diuji antara lain ceftazidime-amikacin, ceftazidime-ciprofloxacin, dan ciprofloxacin-amikacin. Uji kombinasi antibiotik dilakukan dengan metode checkerboard untuk menilai aktivitas sinergistik in vitro. Secara total, didapatkan 22 isolat P. aeruginosa, dan 15 diantaranya kebal terhadap ceftazidime, ciprofloxacin, amikacin, dan karbapenem. Hasil penelitian memperlihatkan kombinasi ceftazidime dan amikacin memberikan efek sinergisme yang menjanjikan. Di sisi lain, kombinasi ceftazidim-ciprofloxacin dan ciprofloxacin-amikacin tidak memberikan efek sinergisme. Dengan demikian, kombinasi ceftazidime-amikacin memiliki potensi menjanjikan terhadap P. aeruginosa yang kebal terhadap karbapenem secara in vitro.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherJurnal Kefarmasian Indonesiaen_US
dc.titleKanker menjadi salah satu penyebab kematian utama di Dunia selain HIV, malaria, dan TBC. Angka kejadian kasus kanker hati tahun 2018 mencapai 841 ribu dimana terjadi 782 kasus kematian. Pengobatan modern seperti pembedahan, radiasi dan kemoterapi memiliki berbagai kelemahan, yaitu efek samping yang tinggi, kegagalan terapi, serta biaya yang mahal. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan obat herbal sebagai terapi komplementer untuk berbagai penyakit, salah satunya kanker. Sambiloto merupakan salah satu tanaman herbal yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Potensi khasiat sambiloto sebagai tanaman herbal prospektif telah banyak dibuktikan baik melalui penelitian secara in vitro maupun secara in vivo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dan nilai IC50 ekstrak polar, semipolar, dan non-polar daun sambiloto terhadap sel HepG2. Setiap ekstrak diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HepG2 dengan konsentrasi 500; 250; 125; 62,5; 31,25; dan 15,625 µg/mL menggunakan metode MTT. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 masingmasing ekstrak polar, semipolar, dan non polar sebesar 82,585; 53.154; 614.349 µg/mL. Berdasarkan hasil tersebut ekstrak etil asetat dan etanol daun sambiloto memiliki aktivitas antikanker yang kuat terhadap sel HepG2.en_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:VOL 12 NO 1 2022

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
4.pdf756.4 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.