Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6776
Title: | Efek Pemberian Metformin dan Metformin+Glimepiride Terhadap Kadar HbA1c Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 |
Authors: | Apriliany, Fitri Cholisah, Elis Erlianti, Karina |
Keywords: | Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin |
Issue Date: | 30-Jun-2022 |
Publisher: | UGM |
Abstract: | ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin ABSTRAKDiabetes adalah penyakit metabolik kronik dan penatalaksanaan DM dimulai dengan melakukan pola hidup sehat bersamaan dengan pemberian terapi obat antidiabetes. Metformin adalah obat lini pertama dalam penatalaksanaan DM. Pemberian terapi kombinasi diberikan jika kadar gula darah dan kadar HbA1c tidak dapat terkontrol dengan terapi tunggal. Olehkarena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian metformin dan metformin+glimepiride dalam mengontrol penurunan kadar HbA1c. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa diabetes, mendapat terapi antidiabetik oral minimal 6 bulan, memiliki rekam medik lengkap. Kriteria eksklusi meliputi pasien DM yang mendapat terapi insulin, pasien TBC dan wanita hamil atau menyusui. Data sosiodemografi, gambaran pola peresepan dan Ketercapaian kadar HbA1c digambarkan secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Responden pada penelitian ini sebanyak 69 pasien yangdidominasi oleh wanita (71%). Jenis terapi yang digunakan adalah metformin (59,4%) dan metformin+glimepiride (40,6%). Ketercapaian kadar HbA1c metformin+glimepiride (67,9%), metformin (48,8%). Selisih penurunan kadar HbA1c dengan metformin diperoleh hasil-0,31%±0,38 mg/dL dan metformin+glimepirid -0,33%±0,54 mg/dL (p = 0,000). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metformin tunggal pada penurunan kadar HbA1c dan penambahan glimepiride (metformin+glimepiride) terhadap penurunan kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang sudah gagal di terapi dengan metformin.Implikasi penelitian ini adalah sebagai masukan untuk panduan pedoman tatalaksana yang komprehensif yang dapat digunakan dalam upaya menurunkan prevalensi DM. Tata kelola yang baik sangat diperlukan untuk mencapai outcome terapi. Kata Kunci:Diabetes; Efek; Glimepirid; HbA1c; Metformin |
URI: | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6776 |
ISSN: | 2443-2946 |
Appears in Collections: | Vol 12, No 2 Tahun 2022 |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
97-106.pdf | 585.21 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.