Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6490
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorOwa, Khrispina-
dc.contributor.authorTokan, Pius Kopong-
dc.contributor.authorBedho, Martina-
dc.date.accessioned2024-09-26T04:26:32Z-
dc.date.available2024-09-26T04:26:32Z-
dc.date.issued2024-01-
dc.identifier.issn2620-7478-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6490-
dc.description.abstractPendahuluan: Indonesia merupakan salah satu negara endemik soil transmitted helminths (STH) dengan jumlah anak usia 1-14 tahun terbanyak ketiga di dunia setelah India dan Nigeria yaitu sekitar 7% di tahun 2012 dan diperkirakan lebih dari 1.5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Diperkirakan lebih dari dua miliar orang dengan infeksi STH di dunia mengalami morbiditas berat. Infeksi tersebut menyebabkan 9-135 ribu kematian per tahun. Prevalensi infeksi cacingan di Indonesia terutama pada penduduk dengan sosio-ekonomi rendah, masih relatif tinggi yaitu sebesar 45-65%. Kelompok ini mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit kecacingan karena kurang menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan tempat tinggalnya. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak prasekolah di Kabupaten Ende. Metode: Jenis penelitian dengan rancangan mixed metode yang menggunakan non experiment yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak berusia 12-72 bulan yang berada di desa Gheoghoma Kabupaten Ende dengan pengambilan simple random sampling dilakukan secara acak. Jumlah responden dengan pertimbangan sampel yang representatif dilakukan dalam waktu 3 bulan sesuai kriteria inklusi sehingga didapatkan sampel sebanyak 82 responden. Hasil: menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terhadap kecacingan mayoritas berada pada kategori baik tidak terjadi stunting sebanyak 55 (69.6%) dan tidak ada yang mengalami stunting, sedangkan ibu dengan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 24 (30.4%) tidak mengalami stunting namun juga mengalami stunting sebanyak 3 (100%). Hasil uji Chi-Square diketahui bahwa pengetahuan ibu yang buruk mengenai penyebab, pencegahan dan penanggulangan kecacingan mempunyai pengaruh terhadap stunting pada anak dengan OR 1.125 (95% CI: 0.985-1.285 p-value = 0.01 (p<0.05). Simpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap stunting yakni rendahnya pengetahuan orangtua tentang manfaat pemberian obat cacing pada anak. Meskipun Infeksi cacing dalam penelitian ini kurang berpengaruh terhadap status gizi pada anak, tetapi kemungkinan bisa memberi dampak di masa depan jika tidak ada pencegahan dan penanganan segera. Saran: Bagi tenaga kesehatan agar senantiasa memberikan dukungan pelaksanaan program pencegahan kecacingan dan stunting dengan meningkatkan peran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan faktor risiko terjadinya stunting dengan variabel berbeda dan jumlah sampel yang lebih banyak.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherHolistik Jurnal Kesehatanen_US
dc.relation.ispartofseries;859-869-
dc.subjectAnak Pra Sekolahen_US
dc.subjectKecacinganen_US
dc.subjectStuntingen_US
dc.titleFaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak prasekolah di Kabupaten Endeen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Vol 17 No 9 (2024)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
859-869.pdf859-869423.09 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.