Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6458
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRidhila, Istikhomah-
dc.contributor.authorDarnoto, Sri-
dc.date.accessioned2024-09-26T03:14:22Z-
dc.date.available2024-09-26T03:14:22Z-
dc.date.issued2023-12-
dc.identifier.issn2620-7478-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/6458-
dc.description.abstractPendahuluan: Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pekerja informal tidak memiliki asuransi kesehatan, mereka tidak terdaftar secara resmi, serta tidak tersedianya santunan akibat kecelakaan kerja. Aktivitas dan sikap tubuh para pekerja terhadap alat dan cara kerja memiliki potensi besar dalam menimbulkan gangguan kesehatan hingga penyakit. Gangguan kesehatan tersebut dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun lama. Keluhan musculoskeletal merupakan salah satu gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada penjahit home industry. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan jenis penelitian cross sectional menggunakan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur pada waktu yang bersamaan antara variable terikat dan variable bebas untuk mengetahui sikap kerja yang mempengaruhi terjadinya keluhan musculoskeletal pada pekerja penjahit. Penelitian ini mengambil 16 Kelurahan di Kecamatan Nguter. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja penjahit rumahan di Kecamatan Nguter sebanyak 70 orang penjahit. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pekerja penjahit home industry di Kecamatan Nguter yaitu sebanyak 70 orang. Teknik pengambilan sampel merupakan cara mengambil sampel yang representative dari populasi. Hasil: Berdasarkan analisis RULA diperoleh hasil bahwa terdapat 30 responden yang berada pada level risiko sedang dan 40 responden pada risiko tinggi dalam pemeriksaan postur tubuh. Kondisi ini tentu memerlukan adanya penanganan khusus supaya tidak memberikan dampak negative bagi para penjahit di masa yang akan datang. Berdasarkan analisis NBM didapatkan hasil bahwa terdapat 21 responden yang mengalami keluhan MSDs dengan kategori rendah dan 49 responden yang mengalami keluhan MSDs dengan kategori sedang, sehingga belum diperlukan penanganan lebih lanjut. Berdasarkan hasil uji chi-square, diperoleh nilai p (p-value) sebesar 0,035. p-value ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara postur kerja dengan keluhan MSDs pada pekerja penjahit rumahan di Kecamatan Nguter. Simpulan: Postur kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keluhan MSDs pada pekerja penjahit di Kecamatan Nguter.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherHolistik Jurnal Kesehatanen_US
dc.relation.ispartofseries;729-740-
dc.subjectIndustri Rumah Tanggaen_US
dc.subjectMusculoskeletal Disordersen_US
dc.subjectPenjahit Rumahanen_US
dc.subjectPostur Kerjaen_US
dc.titlePostur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada penjahit rumahan (industry rumah tangga)en_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Vol 17 No 8 (2023)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
729-740.pdf729-740827.36 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.