Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3913
Title: | Faktor Risiko Anemia pada Wanita Pemetik Teh |
Other Titles: | Anemia Risk Factors in Female Tea Pickers |
Authors: | Setyorini, Eryasih Anwar, Faisal Riyadi, Hadi Khomsan, Ali |
Keywords: | Anemia faktor risiko overweight WUS |
Issue Date: | Sep-2019 |
Publisher: | Jurnal MKMI |
Abstract: | Anemia dikenal sebagai masalah kesehatan masyarakat selama bertahun-tahun, berdasarkan hasil Riskesdas 2018 diketahui prevalensi anemia sebesar 48,9%. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko yang memengaruhi terjadinya anemia pada wanita pemetik teh di daerah Pengalengan Bandung, Jawa Barat. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 148 subjek Wanita Usia Subur (WUS) berusia antara 18-45 tahun yang sudah menikah dan tidak sedang hamil yang dipilih secara purposive di Kebun Purbasari, Talun Santosa dan Sedep. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang didanai oleh Neys-van Hoogstraten Foundation (NHF). Data yang diperoleh adalah karakteristik subjek (usia, besar keluarga, lama dan tingkat pendidikan), pengeluaran pangan dan non pangan keluarga/bulan, status gizi dan komposisi tubuh, dan status anemia. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja wanita pemetik teh berusia 40-44 tahun, dengan jumlah keluarga ≤4 orang dan 72,3% dengan tingkat pendidikan rendah (89,9% berpendidikan maksimal SD). Rata-rata pengeluaran non pangan lebih besar daripada pengeluaran pangan. Berdasarkan berbagai indikator komposisi tubuh, secara umum pekerja wanita pemetik teh dalam kondisi berat badan berlebih (56,8%), lingkar lengan atas normal (98,6%). Rata-rata total lemak tubuh >32,1%, visceral fat normal (≤9%), lingkar pinggang berisiko ≥80 cm, dan RPP ≥0,8 cm sebesar 81,1%. Prevalensi anemia pada wanita pemetik teh sebesar 42,6%. Overweight merupakan faktor yang paling berisiko terhadap anemia karena penimbunan lemak dapat menurunkan penyerapan zat besi sehingga jumlah hemoglobin menurun dan eritrosit mengecil. Umur sebagai faktor protektif. Anemia dapat dicegah melalui edukasi gizi, pola hidup sehat, dan pengendalian faktor penyebab serta predisposisinya. |
URI: | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3913 |
Appears in Collections: | VOL 15 NO 3 2019 |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
292-301.pdf | 328.07 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.