Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3530
Title: | POLA BANGUNAN LEUIT, SAUNG LISUNG, DAN GOAH PADA MASYARAKAT SUNDA KASEPUHAN CIPTAGELAR |
Authors: | Nisa Aulia, Afina Prasetyo Adhitama, Gregorius |
Keywords: | Jarak Leuit Saung lisung Goah Sunda Kasepuhan Ciptagelar |
Issue Date: | 2021 |
Abstract: | POLA BANGUNAN LEUIT, SAUNG LISUNG, DAN GOAH PADA MASYARAKAT SUNDA KASEPUHAN CIPTAGELAR Afina Nisa Aulia, Gregorius Prasetyo Adhitama (afinanisa146@gmail.com, gregoriusprasetyoadhitama@gmail.com) Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No. 10. Lb Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Indonesia ABSTRAK Sebagai masyarakat peladang yang masih menerapkan aturan leluhur, masyarakat Sunda Kasepuhan Ciptagelar memiliki aturan tersendiri terkait pengolahan pangan, dimulai dari menyimpan padi di leuit (lumbung), menumbuk padi di saung lisung, hingga memasak nasi di goah (area masak). Tidak hanya itu, masyarakat ini juga tidak pernah kekurangan pangan, bahkan memiliki persediaan pangan yang cukup hingga beberapa tahun kedepan. Sehingga tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitan penggunaan leuit, saung lisung, dan goah, terutama dari pola bangunan, dalam budaya bertani masyarakat Sunda Kasepuhan Ciptagelar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan. Adapun budaya masyarakat terkait penelitian ini adalah: tilu sapamilu (falsafah hidup), tatali paranti karuhun (kepercayaan adat), serta pemerintahan adat. Berdasarkan tujuan tersebut, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian etnografi dengan metode penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi site-plan kampung adat Sunda Kasepuhan Ciptagelar, jarak antar bangunan, jumlah bangunan secara keseluruhan, serta data literatur yang mendukung. Setelahnya data dianalisis menggunakan teori Ruang dan Jarak Relph yang menyatakan bahwa jarak tiap bangunan merepresentasikan identitas dan maknanya sendiri yang didasari oleh pemahaman manusia mengenai ruang atau jarak dari lingkungan yang dihuni. Analisis mengenai posisi dan jarak bangunan ini kemudian dikaitkan dengan keberhasilan pengelolaan pangan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dengan menggunakan metoda analisis interpretatif. Hasil penelitian menemukan bahwa keseluruhan desa Kasepuhan Ciptagelar merupakan area yang luas sehingga terbagi menjadi beberapa klaster bangunan yang saling terpisah dengan jarak yang cukup jauh satu sama lain. Meskipun begitu, dikarenakan ketiga obyek penelitian ini merupakan satu kesatuan yang terintegrasi hingga tidak dapat dipisahkan, maka ketiganya akan selalu ada di tiap klaster yang paling kecil dan terisolir sekalipun. Dengan demikian, tiap klaster memiliki setidaknya satu komplek leuit tempat menyimpan padi, satu saung lisung tempat menumbuk padi, dan masing-masing rumah memiliki goah tempat memasak beras. Adanya ketiga jenis bangunan ini menjadikan tiap klaster berdaulat dalam hal pangan dimana mereka masing-masing memiliki fasilitas untuk menyimpan padi, menumbuk padi, dan memasak nasi. Kata Kunci: Jarak; Leuit; Saung lisung; Goah; Sunda Kasepuhan Ciptagelar |
URI: | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3530 |
Appears in Collections: | VOL 5 NO 1 (2021) |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.