Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3524
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorDenissa, Lois-
dc.date.accessioned2022-12-10T02:46:24Z-
dc.date.available2022-12-10T02:46:24Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3524-
dc.description.abstractKOMPARASI RUANG FISIK GEREJA ST. MARY SINGAPORE DAN RUANG MAYA GEREJA INJILI INDONESIA SETRASARI Lois Denissa (Email: lois_denissa@yahoo.co.id) Program Studi D-III Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.drg. Suria Sumantri, MPH no. 65, Bandung, Indonesia ABSTRAK Gereja sebagai bangunan ibadah dirancang sedemikan rupa mampu memenuhi tugasnya sebagai sebuah bangunan, syarat teknik, dan bentuk. Bentuk sebagai objek yang terlihat secara fisik dirancang dan digunakan untuk memaknai banyak hal. Bentuk selanjutnya tampil sebagai teks atau tanda yang merelasikan bentuk dengan makna. Ruang sekaligus bentuk sebagai kesatuan adalah representasi dari pesan yang disampaikan kepada publik. Gereja St. Mary Of The Angel dirancang sarat dengan tanda bermakna religiusitas, baik sebagai ikon, indeks maupun simbol mulai dari perancangan ruang tapak hingga detail interiornya. Sebaliknya tanda visual yang ada pada Gereja Injili Indonesia Setrasari tidak banyak ditampilkan bahkan dari lokasinya yang berada di mall lantai 2 dengan Giant Supermarket di lantai 1 sangatlah bertolak belakang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat relasi tanda objek pada bangunan ibadah yang fisikal nyata dan makna yang direpresentasikannya dengan bangunan ibadah lain dengan makna lahir dari tanda bersifat non fisik atau faktual. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif komparatif pada tahap kajian dan metode semiotika etnografi pada tahap analisis yaitu melalui pola laku dan wawancara mendalam. Tanda fisik pada Gereja St. Mary Of The Angel dapat terbaca mulai dari ruang pencapaian tapak hingga bentuk detail interiornya. Sebaliknya tanda visual yang ada pada Gereja Injili Indonesia Setrasari tidak banyak ditampilkan bahkan lokasinya berada di Setrasari Mall lantai dua dengan Giant Supermarket di lantai satu sangatlah tidak relevan. Mulai dari ruang pencapaian tapak hingga bentuk detail interior tidak banyak menjelaskan relasi ruang, bentuk, dan makna. Ketidakhadiran tanda visual simbolis bukan berarti hilangnya representasi makna. Nilai religiusitas lahir dalam ruang maya, dipaparkan lebih melalui audio visual seperti penyampaian kotbah, pujian jemaat, paduan suara, presentasi power point, presentasi panel, video klip, drama musikal yang sifatnya life show dari pada tanda visual bentuk dan ruang yang fisikal. Kata kunci: makna; ruang fisik; ruang maya; tanda visualen_US
dc.subjectmaknaen_US
dc.subjectruang fisiken_US
dc.subjectruang mayaen_US
dc.subjecttanda visualen_US
dc.titleKOMPARASI RUANG FISIK GEREJA ST. MARY SINGAPORE DAN RUANG MAYA GEREJA INJILI INDONESIA SETRASARIen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:VOL 4 NO 2 (2020)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
146-163.pdf659.11 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.