Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3506
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Sri Ningsih, Yosepin | - |
dc.date.accessioned | 2022-12-09T03:44:32Z | - |
dc.date.available | 2022-12-09T03:44:32Z | - |
dc.date.issued | 2019 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3506 | - |
dc.description.abstract | REVITALISATION OF SUMBA WOVEN INTO FASHION PRODUCT FOR URBAN PEOPLE AS A TARGET MARKET Yosepin Sri Ningsih (Email: putrisavu@gmail.com) Program Studi D3 Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha JL. Prof. Drg. Surya Sumantri No.65, Bandung, Indonesia ABSTRAK Salah satu daerah yang memiliki kekuatan khas dari segi kriya tekstilnya adalah propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur), yang dikenal dengan kekhasan tenunnya. Kekhasan yang dimiliki oleh tenun NTT membuat beberapa bidang seperti pariwisata dan kebijakan politik selanjutnya memiliki pengaruh terhadap keberadaan tenun NTT. Pengaruh tersebut antara lain perubahan fungsi tenun dari adati menjadi produk ekonomis yang kemudian berdampak pada perubahan material serta metode pemanfaatan tenun. Material yang digunakan saat ini sudah lebih modern dengan menggunakan benang yang dapat dibeli di pasar hasil impor dari pulau lain atau negara lain, sedangkan pemanfaatan tenun yang tadinya hanya digunakan secara adat saat ini telah dipotong menjadi baju siap pakai dengan bentuk yang lebih modern mengakibatkan adanya bagian tenun yang terbuang. Berangkat dari kondisi tersebut, peneliti mengembangkan produk busana sebagai bentuk revitalisasi tenun ikat dalam menjawab kebutuhan busana dengan material utama tenun NTT bagi para konsumen. Tenun NTT yang dipilih ke dalam penelitian adalah Tenun Sumba, karena corak yang terdapat pada tenun Sumba memiliki tingkat kerumitan lebih tinggi ketimbang tenun NTT lainnya seperti bentuk-bentuk makhluk hidup dengan ukuran besar yang berbeda dengan tenun dari pulau lain yang lebih banyak bernuansa geometris. Bentuk dan komposisi corak yang besar dan terkait dengan mitos maupun makhluk hidup selama ini menjadi kendala bagi para desainer dalam memanfatkan material tenun Sumba menjadi busana. Dengan menggunakan pendekatan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dipilih yaitu minimalism as a counter culture yang dipopulerkan oleh Rei Kawakubo serta pendekatan market research, peneliti sekaligus desainer membuat konsep busana dengan mengoptimalkan penggunaan kain. Dengan metode ini peneliti dapat menghasilkan produk busana tanpa menyisakan bagian tenun yang tidak berpotensi lagi untuk diolah ke dalam produk busana atau produk lainnya sekaligus menjawab kebutuhan market yang memiliki apresiasi tinggi terhadap karya tenun. Kata Kunci: busana siap pakai, desain, tenun Nusa Tenggara Timur, tenun Sumba, revitalisasi | en_US |
dc.subject | busana siap pakai | en_US |
dc.subject | desain | en_US |
dc.subject | tenun Nusa Tenggara Timur | en_US |
dc.subject | tenun Sumba | en_US |
dc.subject | revitalisasi | en_US |
dc.title | REVITALISATION OF SUMBA WOVEN INTO FASHION PRODUCT FOR URBAN PEOPLE AS A TARGET MARKET | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Appears in Collections: | VOL 3 NO 1 (2019) |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.