Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/2608
Title: The impact of early marriage on women of reproductive age in the Special Region of Yogyakarta
Authors: Alfiana, Devi
Ratih
Keywords: pernikahan dini
usia reproduksi sehat
kesehatan reproduksi;
sdkI
dampak
Issue Date: Apr-2022
Abstract: The impact of early marriage on women of reproductive age in the Special Region of Yogyakarta Ratih Devi Alfiana1*, Linda Yulyani2, Claudia Banowati Subarto1, Sundari Mulyaningsih1, Isti Chana Zuliyati1 1Departement of Midwifery, Alma Ata University Yogyakarta Jalan Brawijaya 99 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 2Department of Midwifery, Bengkulu University Jalan WR. Supratman, Kandang Limun, Kec. Muara Bangka Hulu, Sumatera, Bengkulu Corresponding author: ratihdevi@almaata.ac.id ABSTRAK Latar Belakang: Pernikahan dini merupakan salah satu bentuk kekerasan dan pelanggaran hak anak. Pernikahan dini yang terjadi di Indonesia merupakan dinamika yang sangat kompleks. Secara geografis, budaya dan agama, tingkat penerimaan dan praktik pernikahan anak bervariasi di seluruh Indonesia. Berdasarkan Laporan Pemenuhan Hak Anak di Daerah Istimewa ogyakarta tahun 2017, jumlah perkawinan anak di Daerah Istimewa ogyakarta adalah 294, menurun dari tahun 2016 yang sebanyak 346 (penurunan 15,3%). Pernikahan dini memiliki risiko besar untuk mengalami berbagai hal buruk. Tujuan: untuk mengetahui apa saja dampak pernikahan dini terhadap wanita usia subur di Daerah Istimewa ogyakarta. Metode: Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dikeluarkan oleh BKKBN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang datanya tercatat pada data pasangan pada laporan SDKI 2017 (rekor pasangan). Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Cremers V dan Contingency Coefficient. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pernikahan dini terhadap beberapa variabel dependen dalam penelitian ini yang ditunjukkan dengan p value < 0,05. Beberapa variabel tersebut adalah pendidikan (p=0,002), Indeks Kesejahteraan (0,025), riwayat perkawinan (0,033). Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara pernikahan dini responden dengan pekerjaan, pilihan metode kontrasepsi, peran dalam pengambilan keputusan, pengetahuan kesehatan reproduksi dan pengetahuan KDRT. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas perlu dilaksanakan secara strategis dan sistematis secara nasional dan berkelanjutan dengan melibatkan berbagai lintas sektor, mulai dari pendidikan sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tenaga kesehatan. Pengajaran dan pendidikan yang tepat dan komprehensif dapat membantu remaja dalam membuat keputusan yang bijaksana mengenai pernikahan dini.
URI: http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/2608
Appears in Collections:3. JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia)

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
document (9).pdf310.92 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.