Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/2593
Title: | The risk sexual behavior of adolescents reviewed based on Health belief model |
Authors: | Ningrum, Puspita |
Keywords: | perilaku seksual remaja health belief model |
Issue Date: | Dec-2021 |
Abstract: | The risk sexual behavior of adolescents reviewed based on Health belief model Puspita Ningrum Department Master of Nursing, Postgraduate Program, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya 99, Tamantirto Yogyakarta *Corresponding author: ningrumpuspita82@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Perilaku seksual adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan untuk menarik perhatian dengan lawan jenis serta melibatkan suatu sentuhan pada anggota badan yang dilakukan antara pria atau wanita sehinga mencapai tahap hubungan intim. Perilaku seksual berisiko remaja adalah salah satu masalah di Indonesia. Saat ini Remaja Indonesia termasuk negara dengan AKI no 2 tertinggi di ASEAN setelah Laos. Remaja salah satu kelompok dengan usia produktif sehingga menjadi perhatian agar remaja bisa menjaga diri mereka sendiri dengan mampu menerapkan Health Belief Model.Health belief model (HBM) merupakan salah satu pola dalam menentukan hubungan antar keyakinan kesehatan dan perilaku. Perilaku remaja yang melakukan hubungan seksual ditinjau menggunakan teori Health Belief Model karena dapat memprediksi dan mempengaruhi kemungkinan remaja dapat mencegah atau tidak terhadap keyakinan individu itu sendiri. Tujuan: Menganalisis bagaimana hubungan perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy dan cues to action dengan perilaku seksual remaja berdasarkan Health Belief Model. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental dengan menggunakan Pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 300 responden yang dilakukan di SMA X Kotamobagu dengan pengambilan Teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistic menggunakan Pearson Product Moment dengan a=<0.05. Hasil: Mayoritas responden menunjukkan perilaku kurang sebanyak 148 (49,3%), mayoritas responden berusia 17 tahun (30,0%), mayoritas responden wanita 204 (68,0%). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara perceived susceptibility, perceived barriers, self-efficacy, cues to action p=<0,05 dengan perilaku seksual berisiko, tidak ada hubungan antara perceived seriousness dan perceived benefits dengan perilaku seksual berisiko. Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis ada hubungan antara perceived susceptibility, perceived barriers, self-efficacy, cues to action dengan perilaku seksual berisiko p=<0.05, tidak ada hubungan antara perceived seriousness dan perceived benefits dengan perilaku seksual berisiko remaja, variabel yang paling berhubungan adalah isyarat untuk bertindak/ cues to action di SMA X Kotamobagu |
URI: | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/2593 |
Appears in Collections: | 3. JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
document (5).pdf | 304.33 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.